Jokowi Menolak Islam Yang Kafirkan Saudaranya Sendiri

An-Najah- "Saya bukan bagian dari Islam yang menindas agama lain. Saya bukan bagian dari Islam yang arogan dan menghunus pedang di tangan dan di mulut. Saya bukan bagian dari Islam yang suka menjejerkan fustun-fustun-nya,

Calon presiden Joko Widodo menyampaikan klarifikasinya tentang latar belakang agama dan keislaman keluarganya saat menghadiri sidang Tanwir Muhammadiyah di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (24/5/2014).

"Saya Jokowi, alhamdulillah saya sudah haji. Bapak saya haji, ibu saya haji, dan adik saya juga sudah haji," kata Jokowi di hadapan ratusan peserta sidang Tanwir Muhammadiyah.

Jokowi juga menegaskan, kultur budaya Islam melekat dalam keluarganya. Sebagai keluarga yang tergolong "mampu", Jokowi dan kedua orangtuanya berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan rukun Islam terakhir. "Ya agama itu perlu, jadi kalau mampu harus segera dilengkapi," ungkapnya.

Penegasan ini menjadi penguatan dari siaran pers yang sebelumnya diterima media massa hari ini. Dalam pernyataan pers itu, Joko Widodo, menegaskan dia adalah bagian dari Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang membawa kedamaian, bukan kebencian.

"Saya Jokowi, bagian dari Islam yang rahmatan lil alamin. Islam yang hidup berketurunan dan berkarya di negara RI yang memegang teguh UUD 45. Bhinneka Tunggal Ika adalah rahmat dari Tuhan," kata Jokowi dalam siaran pers tersebut.

Hal ini menjawab berbagai tudingan yang dialamatkan kepada Jokowi di media sosial. Jokowi kerap disebut sebagai antek Zionis, Amerika, Tiongkok, dan mafia. "Semua orang boleh ragu dengan agama saya, tapi saya tidak ragu dengan iman dan imam saya dan saya tidak pernah ragu dengan Islam agama saya," ujarnya.

Jokowi juga mengatakan dirinya bukan bagian dari kelompok yang mengaku Islam yang punya tujuan mewujudkan negara Islam. Dia pun menyatakan bukan bagian dari yang mengaku Islam, tetapi suka menebar teror dan kebencian.

"Saya bukan bagian dari kelompok Islam yang sesuka hatinya mengafirkan saudaranya sendiri," katanya.

Jokowi juga mengatakan dirinya bukan bagian dari segelintir Islam yang menutupi perampokan hartanya, menutupi pedang berlumuran darah dengan gamis dan sorban. Jokowi juga bukan bagian dari Islam yang membawa ayat-ayat Tuhan untuk menipu rakyat.

Dia mengaku bukan bagian dari Islam yang membawa asas partainya untuk korupsi dan hidup bermewah-mewah. Dia juga menyatakan bukan bagian dari Islam yang menciptakan perang bagi sesama Islam.

"Saya bukan bagian dari Islam yang menindas agama lain. Saya bukan bagian dari Islam yang arogan dan menghunus pedang di tangan dan di mulut. Saya bukan bagian dari Islam yang suka menjejerkan fustun-fustun-nya," ujarnya.

sumber : IslamTimes

Unjuk Rasa Berdarah Terjadi Lagi di Mesir, 3 Orang Tewas


An-Najah– Tiga orang tewas akibat bentrokan terbaru antara demonstran dan aparat keamanan Mesir Jumat (23/5). Menurut laporan media online Ahram, dua di antara tiga korban tewas itu jatuh dalam bentrokan yang terjadi kota Fayoum yang terletak di bagian tengah Mesir. Sedangkan korban tewas lainnya, menurut Departemen Kesehatan Mesir, jatuh dalam peristiwa bentrokan serupa di Kairo, ibu kota Mesir.
Departemen Kesehatan Mesir menyebutkan bahwa dalam bentrokan di dua lokasi itu juga jatuh korban luka sebanyak 23 orang. Demonstrasi dilakukan oleh para pendukung presiden terguling Mohamed Morsi usai shalat Jumat.
Sejak Morsi digulingkan oleh militer pada Juli tahun lalu unjuk rasa protes di hari Jumat menjadi pemandangan yang biasa di Mesir, walaupun otoritas Mesir pada bulan November di tahun yang sama telah mengumumkan ketetapan bahwa demonstrasi penentangan terhadap otoritas Mesir dinyatakan sebagai tindakan kriminal.
Penggulingan Morsi telah membangkitkan gelombang serangan kaum militan. Serangan semula terkonstrasi di wilayah Semenanjung Sinai, namun dalam beberapa bulan terakhir ini merebak ke wilayah-wilayah lain, terutama di kawasan Delta Nil dan Kairo.
Aliansi Nasional Pendukung Legitimasi, yaitu koalisi Islamis pendukung Morsi yang berasal dari kelompok Ikhawanul Muslimin, menyerukan aksi protes menjelang pemilu presiden Mesir yang akan dilangsungkan pekan depan.
Sejauh ini jumlah korban tewas sejak Morsi terguling dari kekuasaannya diperkirakan mencapai lebih dari 1,500 orang. Para korban umumnya adalah para simpatisan Ikhwanul Muslimin. Sekitar 500 anggota kepolisian dan militer Mesir juga terbunuh akibat aksi peledakan bom dan penembakan yang dilancakah oleh kaum militan.

sumber :liputanislam.com

Psikolog: Cegah Anak Terjerumus Dengan Komunikasi yang Baik


An-Najah-Kurangnya kewaspadaan orang tua terhadap perilaku keseharian anak di luar rumah kerap menjadi sebab anak terjerumus ke dalam lingkungan yang salah. Untuk mencegahnya, orang tua perlu menjalin komunikasi yang baik dan membicarakan banyak hal dengan anak, termasuk hal-hal yang dianggap tabu.
Hal tersebut diungkapkan oleh pakar psikologi Tika Bisono ketika ditemui dalam acara ‘Don’t Drink & Drive’, di Huize Van Wely, Pacific Place, Jakarta. “Banyak orang tua yang merasa bahwa anaknya bertingkah baik-baik saja di luar rumah. Hal ini disebabkan orang tua merasa enggan mengobrol kepada anak secara personal atas pencegahan dampak negatif budaya globalisasi sekarang ini,” tutur Tika seperti dilansir Detikcom.
Menurut Tika, edukasi yang diberikan oleh orang tua adalah hal utama yang dapat menjadi filter bagi sang anak dalam kehidupan sehari-hari. Kengganan orang tua Indonesia membicarakan hal yang tabu kepada anak, justru menjadi kelengahan untuk lingkungan yang buruk masuk ke dalam kehidupan anak.
“Jangan mengira bahwa jika anak Anda terlihat taat beribadah menjadi aman dari lingkungan luar rumah yang merusak,” kata Tika.
Tika mengaku seringkali berbicara kepada para orang tua, bertanya apakah pernah mereka membayangkan suatu saat didatangi oleh orang tua yang anaknya dihamili oleh anak mereka. Dia menyarankan para orang tua harus mengajak diskusi secara dewasa kepada anak-anak, misal tentang seks sebelum menikah hingga HIV/AIDS.
“Saya sering ketika mengajar di universitas, menanyakan kepada para mahasiswa laki-laki apakah mereka sudah membawa kondom. Setidaknya ketika mereka sedang berada tidak dalam keadaan sadar dan melakukan tindakan seksual, mereka aman dari potensi menghamili, penyakit menular seksual, bahkan HIV-AIDS,” ujar dia menjelaskan.
Kasus yang melibatkan anak muda sebagai korbannya cukup banyak dan terus bertambah. Misalnya pertambahan kasus seperti HIV/AIDS, Narkoba, kekerasan, pornografi, hingga tindakan kriminal.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat bahwa untuk Narkoba, 80 persen dari pecandunya adalah remaja dan pemuda pada 2006. Sedangkan untuk HIV/AID, Kementerian Kesehatan RI melaporkan hingga Juni 2011 tercatat 821 penderita AIDS berusia 15-19 tahun, bahkan 212 penderita berusia 5-14 tahun. Sedangkan Yayasan Buah Hati pada tahun 2011 melaporkan bahwa 83,7 persen anak SD kelas IV dan Kelas V yang diteliti telah kecanduan pornografi

sumber: liputanislam.com

KKN Versi Amerika dan Kebisuan Mereka Tentangnya






An-Najah— Media-media Amerika tidak akan menyia-nyiakan berita sepele di halaman depannya jika dianggap menguntungkan kebijakan politik Amerika, seperti misalnya, polisi syariah Iran yang menangkap sekelompok anak muda yang telah bertindak tidak patut. Atau “dugaan” keterlibatan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan perusahaan gas Gazprom.
Namun untuk berita yang satu ini, Wall Street Journal, hanya menempatkannya di halaman 4 pada hari Rabu (14/5). Sementara beberapa media lainnya seperti Washington Post hanya mengikutinya.
Padahal berita ini adalah skandal besar bagi sebuah negara yang menklaim sebagai “pionir demokrasi”, dan menjunjung tinggi “keterbukaan”. Berita itu adalah pengangkatan putra Wapres Joe Biden, Hunter Biden, sebagai direktur di perusahaan migar Ukraina Burisma Holdings.
Skandal ini semakin berat maknanya mengingat Joe Biden adalah pejabat publik AS yang sangat sering mengeluarkan komentar pedasnya atas “praktik-praktik kotor” di Ukraina. Ia juga kerap mengkritik “perselingkuhan” perusahaan gas Rusia Gazprom, yang merupakan eksportir gas terbesar ke Ukraina, dengan beberapa pejabat Ukraina rezim Victor Yanukovych.
Dalam satu kunjungan Biden ke Kiev setelah tergulingnya Presiden Victor Yanukovych, dengan dada membusung Biden pun berkata, “Bayangkan dimana Anda (Ukraina) bisa berkata kepada Rusia: hentikan pasokan gas Anda. Kami sekarang sudah berubah.”
Biden pun “menggurui” para pejabat baru Ukrina yang dengan dukungan Amerika berhasil menggulingkan Yanukovych: “Sangat jelas dalam hal ini, Anda harus memerangi kanker korupsi!”
Tidak ada lagi mantra “konflik kepentingan” sebagaimana sering diucapkan para pejabat dan media Amerika ketika mengkritik Vladimir Putin atau pemimpin-pemimpin dunia lainnya yang tidak mereka sukai. Hunter Biden pun tiba-tiba seperti menjadi seorang rabi yang bijaksana.
“Saya percaya bahwa dukungan saya memberikan masukan kepada perusahaan tentang transparansi, kepemimpinan dan tanggungjawab perusahaan, ekspansi global dan prioritas-prioritas lain akan memberikan keuntungan ekonomi dan manfaat bagi rakyat Ukraina.”
Jika ditelusur lebih jauh, sebenarnya di Amerika-lah praktik KKN para pejabat dan pengusaha tumbuh paling subur. Baru-baru ini terungkap keterlibatan Senator Harry Reid dan putranya dalam kontrak jual-beli tanah federal yang dikelola lembaga federal pengelola lahan (BLM). Namun media massa diam membisu. Demikian pula senator Diane Feinstein dan suaminya yang terlibat dalam penjualan lahan strategis milik Kantor Pos AS.
Keterlibatan keluarga George Bush, Dick Cheney, Bill dan Hillary Clinton serta para pejabat publik lain dengan perusahaan-perusahaan kontraktor bahkan telah mencapai tingkat akut. Atau bahkan (kini mantan) Menlu  Condoleeza Rice yang namanya diabadikan pada salah satu kapal tanker raksasa sebuah perusahaan migas AS, Chevron.
Hunter adalah lulusan Yale Law School dan mantan eksekutif di MBNA America Bank. Dalam pemerintahan Bill Clinton, ia menjadi pegawai Departemen Perdagangan. Saat ini ia tengah menjabat sebagai partner sekaligus konsultan di beberapa perusahaan konsultan hukum sekaligus profesor di Georgetown University.
Selain Hunter, sebenarnya ada warga Amerika lainnya yang diangkat menjadi ekskutif Burisma Holding, yaitu Devon Archer. Ia adalah mitra Hunter di perusahaan konsultan Rosemont Seneca Partners yang dimiliki oleh Rosemont Capital, perusahaan konsultan keuangan yang didirikan Archer dan Christopher Heinz. Heinz sendiri adalah anak tiri dari John Kerry, Menlu Amerika.
Lengkap sudah KKN Versi Amerika di Ukraina.

sumber : liputanislam.com

Menlu Iran: Negosiasi Nuklir Gampang-Gampang Susah



An-najah Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Jawad Zarif menilai upaya mencapai kesepakatan final terkait program nuklir Iran sebagai urusan yang gampang-gampang susah. Alasannya, gampang karena Iran kooperatif dengan tujuan kasat mata yang dikehendaki Barat, sedangkan susah karena ada pihak-pihak tertentu yang memang tidak menghendaki tercapainya kesepakatan dan merasa kepentingannya terpenuhi apabila terjadi konflik dan Iran tetap dicurigai.
Hal itu dikemukakan Zarif dalam wawancara dengan mingguan The New Yorker yang berbasis di Amerika Serikat (AS) dan dimuat pada Kamis (22/5).
Zarif mengatakan, “Negara-negara Barat sebenarnya dapat mempengaruhi semua dimensi politik luar negeri Iran seandainya mereka sudi mengubah sikapnya terhadap Teheran.”
Dia menjelaskan, “Seandainya kami dapat membuktikan kepada rakyat kami bahwa Barat memiliki kesiapan untuk berurusan dengan Iran berdasar prinsip saling menghormati, menjaga kepentingan kolektif, dan bertolak dari prinsip kesetaraan maka ini akan dapat berperngaruh pada hampir setiap aspek perilaku kebijakan luar negeri Iran, demikian pula pada sebagian aspek kebijakan dalam negerinya.”
Terkait kemungkinan tercapainya kesepakatan final antara Iran dan negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) plus Jerman atau yang lazim disebut “Kelompok 5+1”, Zarif yang disebut oleh The New Yorker sebagai sosok moderat dalam isu nuklir Iran itu mengatakan, “Masalah ini gampang-gampang susah. Gampang karena kami memiliki pandangan yang sama terkait tujuan yang terlihat secara kasat mata dalam negosiasi. Kami memang tidak menginginkan senjata nuklir, sedangkan mereka mengaku bertujuan memastikan bahwa Iran tidak memiliki senjata ini. Jadi, kalau tujuannya memang demikian maka menurut saya hal itu sekarang sudah terwujud, dan dalam proses ini kita tinggal mencari mekanisme yang memungkinkan tercapainya kesepakatan.”
“Namun,” lanjut Menlu Iran, “dalam rinciannya mungkin rumit, terutama karena ada pihak-pihak yang memang tidak ingin melihat adanya kesepakatan. Mereka memburu kepentingannya dari adanya kecurigaan yang lebih besar dan konflik. Mereka bekerja keras. Mereka melakukan apa yang dapat mereka lakukan untuk melakukan pencegahan.”
Zarif juga mengatakan,”Mereka (Barat) memiliki kesempatan untuk membenahi kondisi mereka, dan ada kemungkinan kali ini mereka akan bermain dengan taktik baru.” Dia menambahkan, “Saya masih yakin bahwa mereka sendirilah yang pada akhirnya akan merugi, namun mereka akan membuat keadaan menjadi sedikit lebih sulit bagi mereka yang ingin melakukan sesuatu yang positif.”
The New Yorker menyebutkan bahwa Zarif menegaskan keharusan penghormatan terhadap hak Iran memperkaya uraniuam. Menlu Iran menyebutkan bahwa negaranya memandang pengayaan uraniaum sebagai kebutuhan yang mendesak untuk mendapatkan sumber energi alternatif seiring dengan peningkatan komsumsi bahan bakar minyak dalam negeri, serta untuk mengubah pola ekspor minyak Iran di masa mendatang, yaitu ekspor yang menjadi sumber utama pendapatan negara ini.
sumber:liputanislam.com


(2) Menyoal Kampanye Negatif Pro-Jokowi



An-Najah-Di hari deklarasi pasangan capres-cawapres Jokowi-Jusuf Kalla, salah seorang petinggi PDI Perjuangan sudah mulai melakukan serangan politik kepada kubu lawannya. Sang petinggi saat itu memuji Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, sebagai contoh tentara yang ideal. Wiranto disebutnya sebagai tentara yang meniti karir sampai tingkatan tertinggi. Wiranto adalah jenderal bintang empat, pernah menjadi Panglima TNI dan Menhankam. Dan yang lebih penting, katanya, Wiranto adalah tentara yang tidak pernah dipecat.
Pernyataan terakhir ini jelas sekali menyindir Prabowo, capres saingan Jokowi. Salah satu titik lemah yang sering diungkit-ungkit lawan-lawan politik Prabowo adalah indikasi keterlibatannya dalam kasus pelanggaran HAM berupa penculikan, penghilangan, dan pembunuhan terhadap para aktivis reformasi pada tahun 1997-1998. Pada saat itu, Prabowo yang memiliki jabatan sebagai pangkostrad dianggap paling bertanggung jawab atas segala macam tindakan pengamanan yang berlangsung. Akhirnya, Prabowo memang dinyatakan bersalah secara etika. Ia dipecat dari ketentaraannya. Yang kemudian dinyatakan bersalah secara hukum hingga dipenjara adalah para prajurit di lapangan dan sejumlah prajurit polisi.
Itulah konteks pernyataan petinggi PDI Perjuangan di atas. Baginya, Prabowo punya masa lalu yang kelam. Sebagai perwira TNI, ia sempat dinyatakan bersalah, hingga akhirnya dipecat. Artinya, ia adalah capres yang tak layak untuk dipilih.
Kritik adalah hal yang wajar dan bahkan seharusnya dilakukan. Kebenaran juga harus diungkap, meskipun sudah berlalu bertahun-tahun. Upaya mengkritisi dan mengungkap kebenaran adalah hal yang sangat mulia. Hanya saja, hal yang sangat mulia ini bisa menjadi hal yang buruk di sisi Allah SWT manakala dilakukan demi tujuan yang buruk. Kita tentu masih ingat kata-kata Sayidina Ali di Perang Shiffin manakala mendengar seruan pihak musuh yang meneriakkan slogan la hukma illa lillah (tiada hukum selain hukum Allah). Saat mendengar kata-kata itu, Imam Ali berkata, “Kalimatu haqqin yuraadu bihaa al-baathil (kata-katanya benar, tapi dimaksudkan untuk hal yang keliru)”
Niat buruk yang dibungkus dengan klaim-klaim yang mulia itu biasanya akan ketahuan dari inkonsistensi penutur dalam kata-kata dan perilaku. Jika hari ini ini dia bicara semulia itu, di hari lain dia akan bicara sesuatu yang berbeda. Itu karena sejak awal, kata-kata mulia itu memang bukan muncul dari niatan baiknya.
Di sinilah betapa sangat pentingnya konsistensi sebagai parameter kebenaran kata-kata yang diucapkan. Allah SWT sedemikian menekankan konsistensi. Di dalam surah Asy-Syura ayat 15, Dia berfirman: “Wastaqim kamaa umirta (tetaplah konsisten sebagaimana yang diperintahkan kepadamu).” Atau di ayat lainnya, Allah juga berfirman: “Walaa takuunuu kal-latii naqadhat ‘azlaha min ba’di quwwatin ankaatsa (janganlah kalian seperti seorang perempuan yang menguraikan benang yang sudah dipintalnya dengan kuat; lalu menjadi cerai berai kembali apa yang dia pintal itu).” (An Nahl: 92)
Festival inkonsistensi inilah yang kita saksikan dalam beberapa hari terakhir ini. Kepada pengkritik Prabowo kita ingin mempertanyakan konsistensi ucapan-ucapan mereka. Perlu diingat, Prabowo adalah calon yang diusung oleh PDI Perjuangan sebagai cawapres pada pilpres 2009 yang lalu. Jika memang Prabowo adalah penjahat dan punya aib besar, mengapa mereka dulu mengusungnya sebagai cawapres?
Sama seperti Jokowi, Prabowo bukanlah manusia tanpa cela dan kesalahan. Tapi, kritik yang disampaikan kepada mereka berdua tentulah harus berada pada konteks mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan membodohi dan merusak persatuan bangsa.

sumber:liputanislam.com

Harian Al-Diyar: Kemenangan Hizbullah di Suriah Motivasi Arab Untuk Perangi Kaum “Takfiri”

   


An-Najah – Pasukan negara-negara Arab akhirnya terlibat perang melawan kaum takfiri (kalangan ekstrimis yang suka mengkafirkan pihak-pihak lain). Banyak negara Arab seperti Tunisia, Aljazair dan Irak kini berperang melawan kaum takfiri sebagaimana yang dilakukan milisi Hizbullah di Suriah.
Demikian disebutkan kantor berita IRNA Sabtu (24/5) sembari mengutip isi sebuah artikel yang dimuat di harian al-Diyar terbitan Lebanon. Sebagian negara Arab dan bahkan termasuk beberapa faksi politik Lebanon sendiri semula mengecam keterlibatan Hizbullah dalam perang Suriah melawan kaum takfiri, namun sekarang –walaupun terlambat- justru mengerahkan pasukannya di wilayah perbatasan masing-masing untuk memerangi militan takfiri.
Menurut IRNA, Al-Diyar menuliskan bahwa Hizbullah yang berbasis di Lebanon adalah aktor utama yang berlaga melawan kaum takfiri dan berhasil memberikan pukulan sengit, telak dan mematikan terhadap para ekstrimis tersebut di Lebanon dan Suriah, terutama di kawasan al-Qalamoun. “Kekalahan telak para teroris takfiri dan kemenangan Hizbullah atas mereka telah menggembirakan dunia dan memberi motivasi kuat pada pasukan negara-negara Arab untuk memerangi kaum takfiri,” tulis Al-Diyar.
Mengutip keterangan berbagai sumber, al-Diyar menambahkan bahwa sekarang terjalin ikatan kuat antara perang melawan teroris dan masalah pemilu presiden, termasuk di Lebanon. Karena itu, siapapun yang hendak memasuki Istana Presiden Lebanon (Baabda Palace) maka harus “melewati kawasan Hara Harik di sisi selatan Beirut”, yang artinya ialah dia harus mengantongi persetujuan dari Hizbullah. Ini karena Lebanon sekarang tengah mengerahkan segenap kemampuannya untuk menumpas para teroris takfiri dan menyukseskan pemilihan presiden Lebanon yang calonnya harus memiliki komitmen dan berkompeten dalam perang melawan teroris.
Al-Diyar juga menyebutkan bahwa resistensi Presiden Suriah Bashar al-Assad dan keberhasilan pasukan negara ini dalam perang melawan teroris takfiri juga turut memotivasi tentara negara-negara Arab lainnya untuk memulai perang melawan kaum takfiri.
Harian berbahasa Arab ini menambahkan, “Pemilu presiden Suriah akan diselenggarakan, dan masyarakat duniapun akan mendukung hasilnya. Perimbangan kekuatan di Suriah menguntungkan pemerintahan dan presiden Suriah, sedangkan para penentangnya di dalam dan di luar negeri sama sekali tidak memegang kartu kemenangan.”
Berdasar keterangan sumber-sumber yang didapatnya, al-Diyar juga mengabarkan bahwa sekarang sudah dimulai kerjasama militer dan keamanan sejumlah negara Arab dengan Suriah dalam perang melawan para teroris takfiri. (mm/irna)

sumber: liputanislam.com

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Dukung Jokowi, Ini Alasannya






 Aliansi Masyarakat Adat Nusantara menyatakan dukungan pada capres Joko Widodo dan cawapres Jusuf Kalla, Jumat (23/5/2014). Dukungan tersebut diterima pleh Ketua Seknas Jokowi, Sidharta Danusubroto.
An-Najah— Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) secara resmi mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden 9 Juli mendatang. Sekretaris Jenderal AMAN Abdon Nababan menyebutkan, Jokowi dinilai sebagai capres yang bersih.

"Sebelum memutuskan mendukung Jokowi-JK, prosesnya panjang. Kami membuat pengkajian," kata Abdon saat deklarasi AMAN dukung Jokowi di Hotel Ibis, Jakarta, Jumat (23/5/2014).

Abdon mengaku telah mengundang Jokowi secara khusus pada tanggal 2 Mei 2014 silam. Alasannya adalah karena Jokowi dinilai paling misterius dari seluruh capres. Jokowi tidak banyak muncul di media terkait kontroversi dengan masyarakat adat. "Jokowi cukup bersih. Yang lain punya hal-hal yang dipertanyakan," ujarnya.

Abdon juga menyebutkan, AMAN sudah membulatkan tekad dan menyatakan posisi mendukung Jokowi-JK. Risiko pun sudah dipertimbangkan. "Masyarakat adat, kalo urusan kalah, sudah biasa. Kalah berjuang lagi sampai menang. Saat ini kami mempersiapkan diri untuk menang," sebutnya.

Acara deklarasi ini dihadiri oleh perwakilan regional Sorong, Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Jawa. Mereka hadir dengan berpakaian adat dari masing-masing daerah. Selain itu, turut hadir pula Presidium Seknas Jokowi, Sidharta Danusubroto, dan perwakilan dari Serikat Tani.


 sumber : kompas.com